Mendengarkan Cerita dan Menentukan Tema dan Amanat

Kamu sering mendengarkan cerita, bukan? Mendengarkan cerita memang mengasyikkan. Setelah mendengarkan cerita, apakah kamu bisa menentukan temanya? Apakah yang kamu ketahui tentang tema? 
Tema adalah pokok persoalan dalam cerita. Tema dapat ditafsirkan secara sederhana lewat tokoh dan konflik yang dialami oleh tokoh-tokoh cerita. 
Pada konflik yang dialami tokoh-tokoh itulah tema lazimnya diungkapkan. Tema dapat diketahui oleh pembaca setelah ia memahami keseluruhan isi cerita. Sekarang coba simak dan pahami cerita berikut!
Kesombongan Burung Nuri 
DEO seekor burung nuri. Tinggal di hutan luas bersama binatang lainnya. Merasa paling tampan, Deo menjadi sombong. Tidak mau bergaul dengan teman-temannya dan suka memamerkan diri. 
”Di seluruh hutan ini, tidak ada burung lain yang setampan diriku,” kata Deo dengan pongah di hadapan teman-temannya sesama burung. 
”Kalian semua pasti juga mengagumi ketampananku ini.” 
Teman-temannya hanya bisa geleng-geleng kepala. Mereka enggan bermain dengan Deo karena sikapnya itu. 
Pada suatu hari, Deo terbang sendirian mengelilingi hutan. Tanpa sengaja, ia menabrak ranting pohon yang tinggi. Sayapnya patah. Ia terjatuh ke tanah. Deo merasa kesakitan dan tidak dapat meng-gerakkan tubuhnya. 
Tiba-tiba, Deo mendengar suara elang di kejauhan. Suara itu semakin dekat. Deo sangat ketakutan. Jantungnya berdegup kencang. Ia begitu lemah dan tidak berdaya. Elang itu kini terbang melayang di atasnya, siap untuk menerkamnya. 
Ketika Elang itu hendak memangsa Deo, sekawanan burung datang ke tempat itu. Mereka bersuara ribut untuk mengusir Elang. Melihat sekelompok burung yang cukup banyak tersebut, Elang mengurung- kan niatnya. Terbang menjauh dan mencari mangsa lainnya.
”Deo, ini kami. Kamu tenang saja karena kami datang untuk menolongmu,” 
kata burung-burung tersebut. Deo yang masih tergeletak di tanah merasa terharu. Ternyata, kawanan burung itu teman-temannya sendiri yang selama ini tidak dipedulikannya. Mereka lalu terbang menghampiri Deo dan membawanya pulang ke rumahnya. 
Setelah dirawat beberapa minggu, Deo kembali sembuh seperti sediakala. Ia selalu mengingat kebaikan teman-temannya yang telah menyelamatkannya. 
Sejak saat itu, Deo tidak sombong lagi. Ia kini senang bermain bersama teman-temannya yang baik hati. (Fino Yurio K)-m 
Sumber: Kedaulatan Rakyat Minggu, 30 Oktober 2005

Setelah membaca cerita di atas, Rina berusaha menemukan tema cerita melalui langkah-langkah berikut.
Menentukan tokoh-tokohnya. Tokoh-tokoh cerita di atas: Deo (seekor burung nuri) dan teman-teman  Deo (sesama burung).
Menentukan konfliknya. Dalam cerita di atas konflik dialami oleh Deo. Deo yang sombong dan tidak peduli terhadap sesamanya suatu saat tidak berdaya ketika hendak dimangsa elang. Dalam ketidakberdayaan itu, Deo diselamatkan oleh teman-temannya yang selama ini tidak dipedulikannya. Hal inilah yang menimbulkan konflik dalam diri Deo.
Dari langkah-langkah di atas, Rina menyimpulkan bahwa tema cerita “Kesombongan Burung Nuri” adalah Deo, si burung nuri yang sombong.

Mungkin kesimpulan temamu berbeda dengan tema yang dirumuskan Rina tersebut. Hal ini tidak menjadi masalah, yang penting rumusan temamu itu masih mempunyai hubungan dengan keseluruhan cerita di atas. Coba, bacakan rumusanmu, Bapak/Ibu Guru akan menilai, ada tidaknya hubungan temamu dengan keseluruhan isi cerita.
Tema erat kaitannya dengan amanat. Amanat adalah pesan moral yang terkandung dalam cerita. Dahulu pesan moral disampaikan pengarang secara eksplisit, secara langsung. Sekarang cara seperti itu sudah ditinggalkan. Untuk menghindari kesan menggurui, pesan moral disampaikan secara implisit, tersirat melalui perilaku tokoh. Teknik demikian memberi keleluasaan pembaca untuk mencari dan menemukan sendiri pesan moral dalam cerita.
Amanat sebuah cerita dapat dirumuskan setelah pembaca menemukan temannya.
Tema dan amanat berbeda dalam cara perumusannya. Tema dirumuskan dalam bentuk kalimat pernyataan, sedangkan amanat dirumuskan dalam bentuk kalimat perintah, saran, atau imbauan.
Misalnya, dari cerita di atas diketahui bahwa tema ceritanya  “Deo, si burung Nuri yang sombong”. Amanatnya: kita tidak boleh sombong, harus mau bergaul dan peduli dengan sesama karena sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa hidup sendiri, selalu memerlukan bantuan orang lain.



Simaklah cerita berikut! Kemudian tentukan tema dan amanat cerita itu!


Rama Harimau

Di sebuah hutan rimba hiduplah seekor harimau besar yang dijuluki Rama Harimau. Rama Harimau terkenal sangat bijaksana dan baik hati. Meskipun ia dikenal sebagai hewan yang kuat, tetapi ia tidak sombong dengan kelebihannya itu. Karena itulah ia dipilih sebagai pemimpin seluruh binatang di hutan.
Rama Harimau mempunyai putra namanya si Loreng. Tidak seperti Rama Harimau yang terkenal sangat bijaksana dan juga dikagumi hewan-hewan di hutan, si Loreng dibenci binatang di hutan. Selain sangat jahil, dia juga sangat sombong. Sering si Loreng menindas binatang yang ada di hutan. Suatu hari si Loreng menemukan sarang semut merah. Segera sarang semut itu ia tutup menggunakan batu.
”Biar saja semut itu mati, lagipula para semut memang terlalu lemah untuk hidup”, kata si Loreng dengan sombong.
”Di mana-mana yang kuat akan selalu dapat bertahan hidup”, lanjutnya.
Namun si Loreng tidak tahu kalau semut merah itu selamat dan mengadukan perbuatan si Loreng ke Rama Harimau. Begitu si Loreng pulang, Rama Harimau langsung menegurnya dengan sangat keras.
”Maafkan Loreng, Rama. Loreng berjanji tidak akan mengulangi perbuatan seperti itu lagi.”
”Rama memaafkan kau, Loreng. Tapi kau harus dihukum atas kesalahan yang telah kau lakukan.” kata Rama Harimau.
Si Loreng hanya mengangguk pasrah. Esoknya, dengan disaksikan seluruh penghuni hutan, Rama Harimau menghukum si Loreng. Ia harus masuk ke dalam sebuah gua dalam waktu tiga hari dan pintu guanya akan ditutup dengan batu. Rama Harimau berharap putranya itu dapat merasakan penderitaan yang pernah dialami semut merah. Rama Harimau juga berharap agar putranya dapat mengubah sikap buruknya. Dengan dihukumnya si Loreng, para binatang di hutan semakin menghormati Rama Harimau. Tindakan Rama Harimau mencerminkan kebijaksanaannya. Meskipun yang bersalah anaknya sendiri, ia tidak segan-segan menghukumnya dengan hukuman setimpal. Setelah menjalani hukuman, watak si Loreng mulai berubah. Ia tak lagi sombong dan jahil. Kini ia mulai meneladani sikap Rama Harimau, ayahnya.
Oleh: Winda Putri Ayuning Tyas
Sumber:  Kedaulatan Rakyat






6 comments: